Mengadministrasi Jaringan
Mengadministrasi
server dalam jaringan merupakan pekerjaan yang harus dilakukan
oleh administrator jaringan. Pekerjaan ini memerlukan ketelitian dan
kesabaran yang tinggi agar didapat hasil yang baik.
Komputer
yang terhubung jaringan harus diatur dengan baik oleh seorang admin,
baik dari sisi akses data , pembagian penggunaan atau pembagian pakai,
kemanan dan kenyamanan data untuk di akses, dan masih banyak lagi yang
harus ditata rapi oleh seorang administrator jaringan. Pada Materi ini
kita akan membahas tentang mengidentifikasikan jenjang pengguna dan
aplikasi pada jaringan. Sistem operasi yang akan kita gunakan sebagai
user adalah Linux Red hat 9.0 dan dari sisi client menggunakan linux
atau windows.
Seringkali
masing-masing user menyimpan datanya tanpa memperhatikan kapasitas
harddisk komputer tersebut. Tentu saja hal in akan menimbulkan
masalah-masalah yang membuat pusing seorang administrator.
Untuk
mengatasi agar masing-masing user tidak dapat menyimpan data melebihi
kapasitas yang diizinkan, maka seorang administrator perlu menerapkan
pemberian disk quota pada masing-masing user tersebut. Akan tetapi
mungkin saja ada beberapa user yang ingin diberikan disk quota yang
lebih besar atau bahkan mungkin diberikan disk quota yang tidak
terbatas. Karena itu dengan penerapan disk quota ini dapat diatur
pembagian quota masing-masing user sesuai dengan yang dikehendaki.
Kernel
merupakan inti dari sistem operasi Linux. Program-program lainnya
seperti kompiler, editor, window manager dsb adalah paket distribusi
yang disertakan melengkapi sistem Linux. Kernel berisi program yang
dimuat saat boot dan berfungsi sebagai interface antara software dan
hardware. Kernel juga bertugas menangani permintaan membaca atau
menulis peralatan disk, melakukan tugas-tugas network, proses
input/output, manajemen memori, dsb. Kita harus mengkonfigurasikan
kernel dan mengkompilenya agar benar- benar efisien dan sesuai dengan
sistem Linux kita. Pada dasarnya linux adalah kernel. Program-program
lainnya seperti kompiler, editor, window manager dsb yang
disertakan adalah paket distribusi yang melengkapi kernel menjadi sebuah
sistem yang operasi yang lengkap.
Konfigurasi Quota
Sebelum
mencoba untuk menggunakan disk quota perlu diingat bahwa quota harus
sudah dikonfigurasi di kernel anda dan sistem anda sudah
terinstall paket quota. Pada Linux Redhat versi 6.2, paket quota bisa
diinstall dengan rpm jika saat instalasi sistem, paket quota tidak
dipilih. Setelah itu konfigurasi ulang kernel anda dan pada bagian quota
support ketikkan y :
Quota support (CONFIG_QUOTA) [n] y
Pada
Linux redhat 6.2, jika quota sudah diinstall, maka secara otomatis saat
booting sistem akan mengaktifkan quota. Untuk mengecek apakah
quota sudah aktif lakukan perintah berikut :
# /usr/sbin/quotacheck –avug
Kemudian hidupkan quota :
# /usr/sbin/quotaon -avug
Setelah itu anda harus menyunting file /etc/fstab
untuk mengaktifkan disk quota per baris file sistem, dimana anda
dapat mengaktifkan quota untuk masing-masing user atau group atau
keduanya untuk semua file sistem yang ada di Linux. Sebelum quota
diaktifkan tampilan file /etc/fstab adalah sbb:
/dev/hda1 / ext2 defaults 1 1
/dev/hda2 /home ext2 defaults 1 1
Untuk mengaktifkan quota user, tambahkan “usrquota” pada kolom empat setelah “defaults” menjadi :
/dev/hda1 / ext2 defaults 1 1
/dev/hda2 /home ext2 defaults,usrquota 1 1
Cara
untuk mengaktifkan quota group hampir sama, yaitu hanya dengan
mengganti options usrquota menjadi grpquota. Sedangkan untuk
mengaktifkan keduanya, dapat dilakukan dengan mengubah options seperti
berikut :
/dev/hda1 / ext2 defaults 1 1
/dev/hda2 /home ext2 defaults,usrquota,grpquota 1 1
Kemudian
perlu dibuat juga file yang berfungsi menyimpan record quota yaitu
quota.user dan quota.group. Keduanya harus diset owner sebagai root, dan
hanya boleh di read-write oleh root saja. File ini biasa diletakkan
di partisi /home.
# cd /home
# touch quota.user
# touch quota.group
# chmod 600 quota.user
# chmod 600 quota.group
Untuk keterangan lebih lanjut tentang fstab, baca manualnya :
# man fstab
Selanjutnya
reboot sistem agar quota dapat berjalan. Jika operasi sudah
berjalan normal anda tidak perlu lagi menjalankan perintah quotacheck
dan quotaon. Anda hanya perlu memastikan bahwa quota benar-benar
sudah diaktifkan. Cara yang mudah untuk melakukan ini ialah dengan
menjalankan perintah quota –v.
Dari keluaran perintah ini dapat anda lihat satu baris
informasi tentang pemakaian disk dan batas quota saat itu untuk
masing- masing file sistem yang telah diaktifkan quotanya.
Untuk
mengalokasikan batas quota digunakan perintah edquota. Perintah
dapat digunakan baik untuk mengatur quota seorang user maupun
quota.
Sebuah
group. Apabila perintah edquota digunakan untuk mengatur quota
seorang user maka setelah perintah edquota bisa diikuti dengan flag –u
atau bisa juga tidak, baru kemudian diikuti namauser yang akan diatur
quotanya. Jika peintah edquota tidak diikuti flag, maka secara default
perintah edquota tersebut dianggap akan mengatur quota seorang user
alias menggunakan flag –u.
Karena itu, jika perintah edquota ini akan digunakan untuk mengatur quota sebuah group, maka setelah perintah ini harus diikuti flag –g
baru kemudian diikuti nama group yang akan diatur quotanya. Selain itu
perintha edquota ini juga dapat digunakan untuk mengatur quota dua atau
lebih user atau group sekaligus. Sintaksnya :
# edquota <user1> <user2> <user3> …dst
dan untuk mengatur dua atau lebih group digunakan :
# edquota -g <group1> <group2> <group3> …dst
Ketika
perintah edquota diminta, secara otomatis sistem akan menggunakan
fasilitas teks editor vi untuk menyunting batas-batas quota yang
dikehendaki. Penggunaan perintah edquota dapat dilihat pada contoh
berikut :
Untuk edit quota user
# edquota –u bagus
Quotas for user bagus:
/dev/hda2: blocks in use: 2594, limits (soft = 5000, hard = 6500)
inodes in use: 356, limits (soft = 1000, hard = 1500)
"blocks in use" adalah jumlah total blok (dalam kilobyte) yang telah dipakai oleh user. "inodes in use" adalah jumlah total file yang dimiliki user dalam partisi tersebut.
Untuk edit quota group
# edquota –g asisten
Quotas for group asisten:
/dev/hda4: blocks in use: 5799, limits (soft = 8000, hard = 10000)
inodes in use: 1454, limits (soft = 3000, hard = 4000)
Seringkali
seorang administrator ingin supaya ia dapat mengatur batas quota pada
rentang uid atau user ID, sehingga dia tidak perlu memberikan batas
quota masing-masing user satu demi satu yang tentu saja akan
memakan waktu dan tenaga. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan flag –p
pada perintah edquota. Hal pertama yang harus dilakukan dalam
penduplikasian batas quota untuk sejumlah user ini adalah menentukan
batas quota yanag akan dijadikan contoh atau prototype pada seorang user
saja. Setelah itu proses duplikasi dapat dilakukan. Jika
diasumsikan shell anda adalah csh dan user ID dimulai pada nomor 500
maka digunakan perintah :
# edquota -p bob `awk -F: '$3 > 499 {print $1}' /etc/passwd`
Jika anda ingin mengeset sendiri grace periode, dapat dilakukan perintah edquota –t. Maka akan ditampilkan :
# edquota -t
Time units may be: days, hours, minutes, or seconds
Grace period before enforcing soft limits for users:
/dev/hda2: block grace period: 0 days, file grace period: 0 days
Jika
anda ingin mengeset grace periode menjadi 5 hari maka anda cukup
mengubah angka 0 days menjadi 5 days, disesuaikan dengan block
dan filenya.
Keterangan selengkapnya baca di manual :
# man edquota
Setelah
disk quota aktif pada system, tentu saja administrator ingin memeriksa
batas quota dan kapasitas disk quota yang telah digunakan. Untuk
melakukan hal itu, selain dapat menggunakan perintah quota, juga dapat digunakan perintah repquota. Perintah quota
hanya dapat digunakan oleh seorang user untuk memeriksa quota user dan
group, dan pemakaian kapasitas disk yang dimilikinya. Perintah ini
tidak bisa digunkan untuk melihat informasi quota yang dimiliki user
lain atau group lain, jika hanya menggunakan account user biasa. Hanya
superuser atau yang memiliki account root yang dapat melihat informasi
quota yang dimiliki user lain beserta pemakaiannya. Perintah repquota
dapat digunakan untuk mendapatkan ringkasan dari semua informasi quota
dan pemakaian disk untuk file system yang telah diaktifkan quotanya.
Berbeda
dengan perintah edquota, pada perintah repquota ini jika anda tidak
menambahkan flag apapun, secara otomatis yang akan ditampilkan
adalah quota untuk masing-masing user dan quota untuk masing-masing
group (jika keduanya ada). Jadi misalkan ingin melihat alokasi
quota tiap user di file system /home digunakan perintah :
# repquota –u /home
misalnya tipe user di file sistem /home ini telah diatur, akan muncul tampilan :
Block limits File limits
User used soft hard grace used soft hard grace
root -- 175419 0 0 14679 0 0
bin -- 18000 0 0 735 0 0
uucp -- 729 0 0 23 0 0
man -- 57 0 0 10 0 0
bagus -- 13046 15360 19200 806 1500 2250
andri -- 2838 5120 6400 377 1000 1500
Penggunaan perintah quota –v
oleh seorang user dapat dilakukan untuk melihat batas quota yang
dimilkinya di file system tertentu. Sebagai contoh di bawah ini user
adjie akan melihat batas quota yang dimilikinya :
# quota –v
Disk quotas for user adjie (uid 501) :
Filesystem blocks quota limit grace files quota limit grace
/home 525* 500 550 5days 17 0 0
/usr 0 500 550 0 0 0
Pada file system /home
dari contoh di atas dapat dilihat bahwa user tersebut telah lewat 25
blok dari batas quota yang diizinkan dan mempunyai sisa perpanjangan
waktu 5 hari lagi. Tanda asterisk (*) menunjukkan bahwa user tersebut
saat ini telah melewati batas quota yang dimilikinya. File system yang
tidak digunakan sama sekali oleh user biasanya tidak akan ditampilkan
dalam keluaran peintah quota, meskipun user tersebut mempunyai jatah
quota pada file system tersebut. Jadi pada contoh di atas (user adjie
selain punya quota di /home juga ada di /usr). Jika perintah quota digunakan tanpa flag apapun, maka quota user adjie di /usr
tidak akan ditampilkan karena dia sama sekali belum menggunakan jatah
quotanya di file system tersebut. Tapi karena perintah edquota
menggunakan flag–v maka semua informasi tentang quota yang dimilikinya akan ditampilkan.
1.SISTEM FILE PADA SISTEM OPERASI JARINGAN
1. FAT 16 (File Allocation Table 16)
sebenarnya sebelum FAT16, telebih dahulu sistem file di MS-DOS FAT12,
tapi karena banyak kekurangan makanya muncul FAT16, FAT16 sendiri sudah
dikenalkan oleh MS-DOS pada tahun 1981. Awalnya, sistem ini didesain
umtuk mengatur file fi floppy disk, dan sudah mengalami beberapa kali
perubahan, sehingga digunakan untuk mengatur file harddisk. Keuntungan
FAT16 adalah kompatibel hampir di semua sistem operasi, baik Windows
95/98/ME, OS/2, Linux dan bahkan Unix. Namun dibalik itu semua masalah
paling besar dari FAT16 adalah mempunyai kapasitas tetap jumlah cluster
dalam partisi, jadi semakin besar harddisk, maka ukuran cluster akan
semakin besar. selain itu kekurangan FAT16 salah satunya tidak mendukung
kompresi, enkripsi dan kontrol akses dalam partisi
2. FAT 32 (File Allocation Table 32)
FAT32 mulai di kenal pada sistim Windows 95 SP2, dan merupakan
pengembangan lebih dari FAT16. FAT32 menawarkan kemampuan menampung
jumlat cluster yang lebih besar dalam partisi. Selain itu juga
mengembangkan kemampuan harddisk menjadi lebih baik dibanding FAT16.
Namun FAT32 memiliki kelemahan yang tidak di miliki FAT16 yaitu
terbatasnya Operating System yang bisa mengenal FAT32. Tidak seperti
FAT16 yang bisa di kenal oleh hampir semua system operasi, namun itu
bukan masalah apabila anda menjalankan FAT32 di Windows XP karena
Windows XP tidak peduli file sistim apa yang di gunakan pada partisi.
3. NTFS (New Technology File System)
NTFS di kenalkan pertama pada Windows NT dan merupakan file system yang
benar benar berbeda di banding teknologi FAT. NTFS menawarkan security
yang jauh lebih baik , kompresi file , cluster dan bahkan support
enkripsi data. NTFS merupakan file system standar untuk Windows Xp dan
apabila anda melakukan upgrade Windows biasa anda akan di tanyakan
apakah ingin mengupgrade ke NTFS atau tetap menggunakan FAT. Namun jika
anda sudah melakukan upgrade pada Windows Xp dan tidak melakukan
perubahan NTFS itu bukan masalah karena anda bisa mengkonversinya ke
NTFS kapanpun. Namun ingat bahwa apabila anda sudah menggunakan NTFS
akan muncul masalah jika ingin downgrade ke FAT tanpa kehilangan data.
Pada Umumnya NTFS tidak kompatibel dengan Operating System lain yang
terinstall di komputer yang sama (Double OS) bahkan juga tidak terdetek
apabila anda melakukan StartUp Boot menggunakan floopy. Untuk itu sangat
disarankan kepada anda untuk menyediakan partisi yang kecil saja yang
menggunakan file system FAT di awal partisi. Partisi ini dapat anda
gunakan untuk menyimpan Recovery Tool apabila mendapat masalah.
Berikut adalah file system pada sistem operasi Linux:
4. EXT2 (2rd Extented)
EXT2 adalah file sistem yang ampuh di linux. EXT2 juga merupakan salah
satu file sistem yang paling ampuh dan menjadi dasar dari segala
distribusi linux. Pada EXT2 file sistem, file data disimpan sebagai data
blok. Data blok ini mempunyai panjang yang sama dan meskipun panjangnya
bervariasi diantara EXT2 file sistem, besar blok tersebut ditentukan
pada saat file sistem dibuat dengan perintah mk2fs. Jika besar blok
adalah 1024 bytes, maka file dengan besar 1025 bytes akan memakai 2
blok. Ini berarti kita membuang setengah blok per file.
EXT2 mendefinisikan topologi file sistem dengan memberikan arti bahwa
setiap file pada sistem diasosiasiakan dengan struktur data inode.
Sebuah inode menunjukkan blok mana dalam suatu file tentang hak akses
setiap file, waktu modifikasi file, dan tipe file. Setiap file dalam
EXT2 file sistem terdiri dari inode tunggal dan setiap inode mempunyai
nomor identifikasi yang unik. Inode-inode file sistem disimpan dalam
tabel inode. Direktori dalam EXT2 file sistem adalah file khusus yang
mengandung pointer ke inode masing-masing isi direktori tersebut.
5. EXR3 (3rd Extended)
EXT3 adalah file system yang digunakan pada sebagian besar sistem
operasi Linux. Pada file system maka setiap file akan memiliki suatu
database mini, yaitu disebut dengan inode. Dimana di dalamnya berisi
berbagai informasi seperti jenis file, hak akses, pemilik file, group
pemilik file, besar file dan waktu perubahan.
Kemudian ini adalah file system pada operating system yang lain:
6. Common Internet File System (CIFS)
Common Internet File System merupakan sebuah implementasi dari protokol
berbagi berkas/file-sharing Server Message Block (SMB) yang telah
diusulkan agar menjadi standar Internet (statusnya saat ini masih
menjadi draft), sehingga dapat diperoleh secara mudah. Perbedaan dari
protokol SMB adalah bahwa protokol ini telah diperbaiki agar dapat
digunakan melalui Internet. Protokol ini merupakan “saingan tidak
langsung” dari protokol Network File System yang digunakan dalam
keluarga sistem operasi UNIX. Protokol ini menggunakan arsitektur
client/server. Microsoft telah memberikan draf rancangan protokol CIFS
kepada Internet Engineering Task Force (IETF) untuk dijadikan standar
Internet. Meskipun demikian, klien dan server CIFS telah ada dalam
Windows 2000 ke atas.
Protokol lapisan transport yang digunakan
Meski pada awalnya protokol SMB dibuat menggunakan protokol NetBIOS
sebagai protokol lapisan transport-nya, berjalan di atas stack protokol
TCP/IP, IPX/SPX, atau NetBEUI secara opsional, sekarang protokol SMB
mendukung secara penuh protokol-protokol lapisan transport tersebut.
Sebuah klien CIFS yang hendak mengakses sebuah file server atau print
server akan membuat sebuah koneksi dengan server (dengan menggunakan
protokol yang kompatibel di antara dua buah host yang saling
berkomunikasi tersebut). Selanjutnya, klien akan membuat sesi NetBIOS di
atas sesi koneksi yang sebelumnya dibuat, sebelum akhirnya klien pun
menggunakan sesi NetBIOS tersebut untuk membuat sesi print-sharing atau
file-sharing dengan server. Jika protokol TCP/IP digunakan sebagai
protokol lapisan transport-nya, klien CIFS akan membuat sesi NetBIOS
over TCP/IP, dengan membuka port 139 yang terdapat pada sisi server.
Ketika Windows 2000 dirilis, yang di dalamnya terdapat komponen
Distributed File System (DFS), dan berkurangnya dukungan Microsoft
terhadap protokol NetBIOS, file server pun dapat secara langsung
menyediakan layanan file sharing dan print sharing, tanpa menggunakan
NetBIOS lagi. Klien dapat membuka koneksi langsung dengan server dengan
membuat sesi koneksi TCP dengan menggunakan port 445.
7. Google File System (GFS)
File di GFS cenderung sangat besar, biasanya dalam multi-gigabyte (GB)
jangkauan. Mengakses dan memanipulasi file yang besar akan memakan
banyak bandwidth jaringan. Bandwidth adalah kapasitas sistem untuk
memindahkan data dari satu lokasi ke lokasi lain. GFS alamat masalah ini
dengan memecah file menjadi potongan dari 64 megabyte (MB)
Google File Arsitektur Sistem
Google mengorganisir GFS ke dalam kelompok komputer. cluster hanya
sebuah jaringan komputer. Setiap kelompok mungkin berisi ratusan atau
bahkan ribuan mesin. Dalam cluster GFS ada tiga jenis entitas: klien,
server master dan chunkservers.
Dalam dunia GFS, istilah “klien” mengacu pada entitas yang membuat
permintaan file. Permintaan dapat berkisar dari mengambil dan
memanipulasi file yang sudah ada untuk membuat file baru pada sistem.
Klien dapat komputer lain atau aplikasi komputer.
Fungsi Google File System
Selain dari layanan dasar GFS menyediakan, ada beberapa fungsi khusus
yang membantu menjaga sistem berjalan lancar.Sedangkan perancangan
sistem, pengembang GFS tahu bahwa isu-isu tertentu pasti pop up
berdasarkan arsitektur sistem.
Komponen GFS memberikan update sistem melalui pesan elektronik .Pesan
singkat ini memungkinkan server master untuk tinggal saat ini dengan
status masing-masing chunkserver’s.
2.ADMINISTRASI MODE TEXT SISTEM OPERASI
1. MEMILIH APLIKASI UNTUK SERVER
dalam memilih aplikasi untuk server maka terlebih dahulu harus
diketahui jenis-jenis aplikasi yang dibutuhkan oleh calon pengguna
jaringan . beberapa aplikasi untuk server dapat dikategorikan dalam
beberapa keperluan, yaitu:
1. sebagai penyedia / penunjang layanan aplikasi jaringan komputer,
seperti DNS server, Web server, Mail server, Data base server dan
aplikasi server lainnya menunjang layanan aplikasi jaringan.
2. sebagai pengelola lalu lintas jaringan (traffic), seperti routing,
monitoring traffic jaringan /network management sistem (NMS).
2. MEMILIH SISTEM OPERASI UNTUK JARINGAN
Sistem
adalah suatu jaringan kerja dari prosedur - prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau
untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
SISTEM
Sistem adalah sekumpulan unsur / elemen yang saling berkaitan dan
saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai
suatu tujuan.
Pengertian
sistem menurut Wikipedia indonesia adalah sistem berasal dari bahasa
Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang
terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan
aliran informasi, materi atau energy.
Pengertian
dari Jaringan komputer adalah “ sekumpulan komputer, serta
perangkat-perangkat lain pendukung komputer yang saling terhubung dalam
suatu kesatuan ”.
Sistem
operasi yaitu merupakan penghubung antara pengguna komputer dengan
perangkat keras komputer. Pengertian sistem operasi secara umum adalah
suatu pengelola seluruh sumber daya yang terdapat pada sistem komputer
dan menyediakan sekumpulan layanan untuk memudahkan dan memberi
kenyamanan dalam penggunaan dan pemanfaatan sumber daya sistem komputer.
Sistem
operasi jaringan atau sistem operasi komputer yang dipakai sebagai
server dalam jaringan komputer hampir mirip dengan sistem operasi
komputer stand alone, bedanya hanya pada sistem operasi jaringan, salah
satu komputer harus bertindak sebagai server bagi komputer lainnya.
Sistem operasi dalam jaringan disamping berfungsi untuk mengelola sumber
daya dirinya sendiri juga untuk mengelola sumber daya komputer lain
yang tergabung dalam jaringan.
Sistem
operasi harus diinstal ke dalam komputer agar dapat berfungsi dengan
baik. Dalam instalasi sistem operasi jaringan terdapat beberapa mode
pilihan yang disediakan yaitu berupa mode text dan mode grafik.
Instalasi sistem operasi berbasis text merupakan salah satu mode
instalasi sistem operasi komputer dengan tampilan text.
Mode
text digunakan jika spesifikasi hardware komputer yang akan diinstal
mempunyai spesifikasi yang rendah. Metode instalasi berbasis text akan
mempercepat proses instalasi Metode instalasi sistem operasi berbasis
text sering digunakan untuk mempercepat proses instalasi walaupun dengan
tampilan yang kurang menyenangkan. Biasanya untuk spesifikasi komputer
yang sederhana dibanding dengan sistem operasinya akan menggunakan
metode berbasis text.
Dan
sistem operasi komputer telah mengalami perkembangan yang sangat pesat
baik untuk keperluan stand alone maupun jaringan. Ada banyak sistem
operasi komputer yang dapat digunakan dalam sebuah komputer baik stand
alone maupun jaringan diantaranya adalah Microsoft Windows Series (Win
3.1, Win 9x, Win ME, Win 2000, Win XP, Win NT, Win Vista), Unix, San
Solaris, Linux Series (Redhat, Debian, SUSE, Mandrake, Knoppix), Mac,
dan lain sebagainya. Masing-masing sistem operasi memiliki kelebihan dan
kekurangan sehingga diperlukan analisis dalam memilih sistem operasi
mana yang sesuai dengan kebutuhan.
Dan
yang dimaksud Jaringan komputer adalah suatu system yang terdiri atas
komputer dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja bersama-sama untuk
mencapai suatu tujuan yang sama.
Tujuan dari jaringan komputer adalah:
• Membagi sumber daya: contohnya berbagi pemakaian printer, CPU, memori, harddisk
• Komunikasi: contohnya surat elektronik, instant messaging, chatting
• Akses informasi: contohnya web browsing
Agar
dapat mencapai tujuan yang sama, setiap bagian dari jaringan komputer
meminta dan memberikan layanan (service). Pihak yang meminta layanan
disebut klien (client) dan yang memberikan layanan disebut pelayan
(server). Arsitektur ini disebut dengan sistem client-server, dan
digunakan pada hampir seluruh aplikasi jaringan komputer.
Klasifikasi Berdasarkan skala :
• Personal Area Network (PAN)
• Campus Area Network (CAN)
•
Local Area Network (LAN): suatu jaringan komputer yang menghubungkan
suatu komputer dengan komputer lain dengan jarak yang terbatas.
• Metropolitant Area Network (MAN): prinsip sama dengan LAN, hanya saja jaraknya lebih luas, yaitu 10-50 km.
• Wide Area Network (WAN): jaraknya antar kota, negara, dan benua. ini sama dengan internet.
• Global Area Network (GAN)
Berdasarkan
fungsi : Pada dasarnya setiap jaringan komputer ada yang berfungsi
sebagai client dan juga server. Tetapi ada jaringan yang memiliki
komputer yang khusus didedikasikan sebagai server sedangkan yang lain
sebagai client. Ada juga yang tidak memiliki komputer yang khusus
berfungsi sebagai server saja. Karena itu berdasarkan fungsinya maka ada
dua jenis jaringan komputer:
Sesuai fungsi komputer pada sebuah jaringan, maka tipe jaringan komputer dibedakan menjadi dua tipe:
• Jaringan peer to peer
• Jaringan client/server
Beberapa sistem operasi jaringan yang umum dijumpai adalah sebagai berikut:
• Microsoft MS-NET
• Microsoft LAN Manager
• Novell NetWare
• Microsoft Windows NT Server
• GNU/Linux
• Banyan VINES
• Beberapa varian UNIX, seperti SCO OpenServer, Novell UnixWare, atau Solaris
3. MEMILIH KOMPONEN SERVER
Di
zaman e-government saat ini, rasanya sudah tak terhitung banyak kantor
pemerintah yang sudah saling terhubung dan menggunakan komputer. Begitu
juga dengan server, tentunya banyak pegawai pemerintah yang sudah tidak
asing dengan perangkat keras (hardware) yang biasanya berguna dalam
penyimpanan data-data. Mungkin Anda pernah mendengar ketika era
e-government baru bergulir banyak lembaga/ kantor pemerintah yang ikut
“demam” membeli perangkat server.
Hasilnya?
Banyak server yang tidak sesuai kebutuhan (berlebihan) atau malah tak
berfungsi alias mubazir. Untuk itu, dalam kesempatan ini, saya akan
memaparkan mengenai teknologi server termasuk di dalamnya bagaimana
memilih server yang baik. Pasalnya, memilih server yang tepat, bisa
menjadi mudah atau bahkan juga sulit karena banyak pertimbangan
teknologi teknis yang digunakan. Untuk lebih jelasnya teknik memilih
server terbagi dalam beberapa cara yaitu berdasarkan:
A. Role (Penggunaan) Server
B. Merek Server
C. Budget
D. Fitur Server
E. Lain-lainnya.
4. MENETAPKAN SPESIFIKASASI SERVER
5. MEMBANGUN DAN MENGKONFIGURASI SERVER
bagi penyelenggara pusat aplikasi jaringan komputer ada beberapa
konfigurasi server yang dapat dibangun bergantung dari kebutuhan
aplikasi yang akan digunakan oleh pengguna. beberapa contoh server
tersebut yaitu file server printer server proxy server dns server web
server mail server server repository yang menjadikan layanan update bagi
sistem operasi pada klien juga server yang melayani aplikasi tertentu
dari jaringan komputer, seperti game online serta billing server yang
melakukan pencatatan waktu koneksi bagi klien misalnya pada sebuah
warung internet atau jasa rental komputer.
host sebagai pusat koneksi untuk traffic jaringan komputer dapat berupa
router sebagai jalur pengiriman datanya (gateway) sehingga host lain
yang akan berkomunikasi dengan host pada network lain harus melalui
perangkat ini . contoh lain adalah penerapan DHCP server yang memberikan
distribusi IP alamat secara otomatis bahi host (DHCP klien).